Minggu, 04 Maret 2012

Berwirausaha dengan Syariah



Konsep syariah dalam berwirausaha telah ada sejak kemunculan Islam sebagai agama. Syariah atau syariat, secara terminologis dapat diartikan sebagai tata aturan atau adab. Manusia memerlukan tata aturan sebagai landasannya untuk melakukan interaksi sosial dengan sesamanya, termasuk juga dalam berwirausaha. Karenanya, melalui syariah, agama mengatur bagaimana seharusnya manusia melakukan tatacara berwirausaha tersebut. Tanpa aturan dan tata cara yang menjadi adab dalam berwirausaha, dipastikan akan terjadi eksplotasi dan penumpukan masalah.
Berwirausaha tanpa syariah berimplikasi pada penumpukan modal kerja yang terpusat tanpa arah. Selain itu, karena manusia sejatinya adalah mahluk yang penuh nafsu serakah, berwirausaha tanpa syariah berarti mengeksploitasi sumber daya dengan segala cara. Termasuk dengan cara mencurangi sesama. Untuk itu, Tuhan memberikan tuntunan melalui syariah dalam firman-Nya semata-mata untuk mengigatkan manusia untuk menahan nafsu keserakahannya.
Dalam berwirausaha yang tidak mengenal syariah telah terbukti gagal dalam mengantarkan manusia untuk sejahtera secara kolektif bersama. Krisis moneter 1998 adalah salah satu bukti kegagalan dalam lingkup negara yang memisahkan syariah dalam aktivitas berwirausaha. Satu persatu usaha yang berideologi selain syariah kolaps hingga tak bernyawa. Tinggalah unit usaha yang dilandasi syariah saja yang mampu menjawab tatangan sejarah. Salah satunya unit usaha perbankan yang bernafaskan syariah. Pada awalnya, unit usaha perbankan syariah tak disangka-sangka mampu menghadapi krisis moneter tanpa kendala.
Berbekal saksi sejarah, pasca krisis moneter 1998, karuan saja banyak unit usaha yang mencoba berkiblat pada syariah sebagai mesin penggeraknya. Bak jamur di musim penghujan saja, maka bermunculanlah berbagai unit usaha berbasis syariah. Mulai dari perbankan, asuransi hingga pegadaian semua menambahkan syariah pada nama akhiran belakangnya. Ternyata, konsep syariah dalam berwirausaha mampu berakselerasi dengan tuntunan zaman yang mengila. Jadi, jangan takut untuk berwirausaha dengan syariah. Semoga dengan syariah, berwirausaha dapat menjadi berkah untuk sejahteraaan bersama.

10 Jurus Berwirausaha

Iseng-iseng browsing, dapat artikel yang sangat menarik. Sepuluh langkah yang harus dimiliki banyak orang. Agar semakin sedikit orang yang bercita-cita menjadi seorang pesuruh :D . Go to Entrepreneur!!!
STEP 1, START WITH A DREAM
Mulailah dengan sebuah mimpi. Semua bermula dari sebuah mimpi dan keyakinan akan produk yang akan kita tawarkan. A dream is where it all started. Pemimpilah yang selalu menciptakan dan membuat sebuah terobosan dalam produk, cara pelayanan, jasa, ataupun idea yang dapat dijual dengan sukses. Mereka tidak mengenal batas dan kerterikatan, tak mengenal kata ‘tidak bisa’ ataupun ‘tidak mungkin’.
STEP 2, LOVE The Products or Services
Cintailah produk anda. Kecintaan akan produk kita akan memberikan sebuah keyakinan kepada pelanggan kita dan membuat kerja keras terasa ringan. Membuat kita mampu melewati masa-masa sulit. Setiap awal usaha selalu akan ada banyak halangan ataupun kesulitan yang bertubi tubi, kecintaan akan produk kita yang akan membuat kita bekerja keras dengan senang hati.
Enthusiastism and Persistence: Antusiasme dan keuletan sebagai pertanda cinta dan keyakinan kita akan menjadi tulang punggung keberhasilan sebuah usaha yang baru.
STEP 3, Learn The BASICS of BUSINESS.
Pelajarilah fundamental business. : BEYOND THE *buy low, sell high, pay late, collect early. Tidak akan ada sukses tanpa sebuah pengetahuan dasar untuk business yang baik, belajar sambil bekerja, turut kerja dahulu selama 1-2 tahun untuk dapat mempelajari dasar-dasar usaha akan membantu kita untuk maju dengan lebih baik.Carilah -guru- yang baik.
STEP 4, Willing to Take CALCULATED RISKS.
Ambilah resiko. The gain that you will be able to achieve is directly proportional to the risk taken:
Berani mengambil resiko yang diperhitungkan merupakan kunci awal dalam dunia wirausaha, karena hasil yang mungkin dicapai akan proporsional terhadap resiko yang diambil. Sebuah resiko yang diperhitungkan dengan baik-baik akan lebih banyak memberikan kemungkinan berhasil. Dan inilah faktor penentu yang membedakan entreprenneur dengan manager. Entrepreneur lebih dibutuhkan pada tahap awal pengembangan perusahaan, dan manager dibutuhkan untuk mengatur perusahaan yang telah maju.
STEP 5, Seek Advice, But Follow Your Belief.
Carilah nasehat dari pakarnya, tapi ikuti kata hati kita. Consult Consultants, ask the experts, but follow your hearts. Entrepreneur selalu mencari nasehat dari berbagai pihak tapi keputusan akhir selalu ada ditangannya dan dapat diputuskan dengan “indera ke enam” nya.
STEP 6, Salesmanship and Customer Understanding.
Komunikasi yang baik dan kepiawaian menjual. Pada fase awal sebuah usaha, kepiawaian menjual merupakan kunci-sukses. Dan kemampuan untuk memahami dan menguasai hubungan dengan pelanggan akan membantu mengembangakan usaha pada fase itu.
STEP 7, Work HARD, 7 Days a Week, 18 Hours a Day.
Kerja keras. Ethos kerja keras sering dianggap sebagai mimpi kuno dan seharusnya diganti, tapi hard-work and smart-work tidaklah dapat dipisahkan lagi sekarang. Hampir semua successful start-up butuh workaholics. Entrepreneur sejati tidak pernah lepas dari kerjanya, pada saat tidurpun otaknya bekerja dan berpikir akan businessnya. Me-lamun-kan dan memimpikan kerjanya.
STEP 8, Make Friends As Much As Possible.
Bertemanlah sebanyak-banyaknya. Pada harga dan kwalitas yang sama orang membeli dari temannya, pada harga yang sedikit lebih mahal, orang akan tetap membeli dari teman. Teman akan membantu mengembangkan usaha kita, memberi nasehat, membantu menolong pada masa sulit.
STEP 9, Deal With FAILURES.
Hadapi kegagalan Kegagalan merupakan sebuah vitamin untuk menguatkan dan mempertajam intuisi dan kemampuan kita berwirausaha, selama kegagalan itu tidaklah mematikan. Setiap usaha selalu akan mempunyai resiko kegagalan dan bilamana sampai itu terjadi, bersiaplah dan hadapilah!
STEP 10, Just Do It, NOW!
Lakukanlah sekarang juga. Bila Anda telah siap, lakukanlah sekarang juga. Manager selalu melakukan:
READY-AIM-SHOOT, tetapi entrepreneur sejati akan melakukan READY-SHOOT-AIM!. Putuskan dan kerjakan sekarang, kerena besok bukanlah milik kita.